PONDOK PESANTREN: Tradisi Kitab Kuning, Akulturasi Budaya, dan Kurikulum Penulis: Sutrimo Purnomo, dkk.

Penulis:
Sutrimo Purnomo, Salma Dwi Puspita, Zahrotun Nisa, Lutfia Tul Faqih, Salsabila Khalishah Fitri, Ajeng Dwi Cita, Umi Najiah Utami, Sania Nabilatunafisah, Lubabul Haikal, Dela Rosyida Aufa, Suci Nur Atikah, Hanifah Rihadatulaisy, Anis Suci Lestari, Tarisa Esti Kinasih, Dwi Ismawati, Azi Setiyawan Sukron Ma’nun, Umi Fitriyah, Eni Fauziyah, Fardhan Adi Saputra, Winda Zulfatun Nikmah, Galih Safangaturohman, Zaky Ardiansyah, Zahwa HaifaAqilah, Ayu Fitriani, Dewi Ayu Wardani, Evri Maulana, Dhien Kuntari, Fatimah Azzahra

Buku ini mengajak pembaca untuk memahami lebih dalam tentang dunia pesantren, sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang telah lama menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Buku ini menggambarkan bagaimana pesantren tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga tempat membentuk karakter, nilai-nilai kebersamaan, dan budaya yang khas.
Pembahasan dimulai dari sejarah kitab kuning, yaitu buku-buku berbahasa Arab klasik yang menjadi sumber utama ilmu di pesantren. Buku ini menjelaskan bagaimana kitab kuning sudah digunakan sejak lama, diwariskan dari generasi ke generasi, dan menjadi bagian penting dalam menjaga tradisi keilmuan Islam. Kitab kuning tidak hanya dipelajari secara teks, tetapi juga dimaknai, didiskusikan, dan dipahami secara mendalam dalam kehidupan sehari-hari santri.
Selanjutnya, penulis menjelaskan berbagai metode pengajaran yang digunakan di pesantren, seperti sorogan, wetonan, dan bandongan, yang menekankan kedekatan antara kiai dan santri dalam proses belajar. Di pesantren, kiai bukan hanya guru, tetapi juga pemimpin, pembimbing spiritual, dan panutan dalam kehidupan. Sementara itu, santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga hidup dalam kebersamaan, disiplin, dan nilai-nilai moral yang tinggi.
Buku ini juga membahas struktur kurikulum pesantren, yang unik karena memadukan pembelajaran kitab kuning dengan pelajaran umum, terutama di era modern. Penulis menunjukkan bagaimana pesantren terus berbenah dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. Reformasi kurikulum di banyak pesantren menjadi bukti bahwa lembaga ini mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global.
Salah satu hal menarik dalam buku ini adalah pembahasan tentang akulturasi budaya, bagaimana pesantren mampu menyerap budaya lokal tanpa menghilangkan nilai-nilai Islam yang diajarkan. Pesantren tidak bersifat tertutup, melainkan justru tumbuh bersama masyarakat, menjadi tempat lahirnya nilai-nilai toleransi, kearifan lokal, dan kebudayaan yang kaya.
Dengan gaya bahasa yang jelas dan mudah dipahami, buku ini cocok untuk siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat dunia pesantren baik akademisi, mahasiswa, santri, guru, maupun masyarakat umum. Buku ini tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menginspirasi dan membuka wawasan tentang peran penting pesantren dalam membentuk generasi berilmu, berakhlak, dan siap menghadapi perubahan zaman.

Kategori:

Deskripsi

Penulis:
Sutrimo Purnomo, Salma Dwi Puspita, Zahrotun Nisa, Lutfia Tul Faqih, Salsabila Khalishah Fitri, Ajeng Dwi Cita, Umi Najiah Utami, Sania Nabilatunafisah, Lubabul Haikal, Dela Rosyida Aufa, Suci Nur Atikah, Hanifah Rihadatulaisy, Anis Suci Lestari, Tarisa Esti Kinasih, Dwi Ismawati, Azi Setiyawan Sukron Ma’nun, Umi Fitriyah, Eni Fauziyah, Fardhan Adi Saputra, Winda Zulfatun Nikmah, Galih Safangaturohman, Zaky Ardiansyah, Zahwa HaifaAqilah, Ayu Fitriani, Dewi Ayu Wardani, Evri Maulana, Dhien Kuntari, Fatimah Azzahra

Buku ini mengajak pembaca untuk memahami lebih dalam tentang dunia pesantren, sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang telah lama menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Buku ini menggambarkan bagaimana pesantren tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga tempat membentuk karakter, nilai-nilai kebersamaan, dan budaya yang khas.
Pembahasan dimulai dari sejarah kitab kuning, yaitu buku-buku berbahasa Arab klasik yang menjadi sumber utama ilmu di pesantren. Buku ini menjelaskan bagaimana kitab kuning sudah digunakan sejak lama, diwariskan dari generasi ke generasi, dan menjadi bagian penting dalam menjaga tradisi keilmuan Islam. Kitab kuning tidak hanya dipelajari secara teks, tetapi juga dimaknai, didiskusikan, dan dipahami secara mendalam dalam kehidupan sehari-hari santri.
Selanjutnya, penulis menjelaskan berbagai metode pengajaran yang digunakan di pesantren, seperti sorogan, wetonan, dan bandongan, yang menekankan kedekatan antara kiai dan santri dalam proses belajar. Di pesantren, kiai bukan hanya guru, tetapi juga pemimpin, pembimbing spiritual, dan panutan dalam kehidupan. Sementara itu, santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga hidup dalam kebersamaan, disiplin, dan nilai-nilai moral yang tinggi.
Buku ini juga membahas struktur kurikulum pesantren, yang unik karena memadukan pembelajaran kitab kuning dengan pelajaran umum, terutama di era modern. Penulis menunjukkan bagaimana pesantren terus berbenah dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. Reformasi kurikulum di banyak pesantren menjadi bukti bahwa lembaga ini mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global.
Salah satu hal menarik dalam buku ini adalah pembahasan tentang akulturasi budaya, bagaimana pesantren mampu menyerap budaya lokal tanpa menghilangkan nilai-nilai Islam yang diajarkan. Pesantren tidak bersifat tertutup, melainkan justru tumbuh bersama masyarakat, menjadi tempat lahirnya nilai-nilai toleransi, kearifan lokal, dan kebudayaan yang kaya.
Dengan gaya bahasa yang jelas dan mudah dipahami, buku ini cocok untuk siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat dunia pesantren baik akademisi, mahasiswa, santri, guru, maupun masyarakat umum. Buku ini tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menginspirasi dan membuka wawasan tentang peran penting pesantren dalam membentuk generasi berilmu, berakhlak, dan siap menghadapi perubahan zaman.

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “PONDOK PESANTREN: Tradisi Kitab Kuning, Akulturasi Budaya, dan Kurikulum Penulis: Sutrimo Purnomo, dkk.”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Shopping cart

close