ISLAM DAN IDENTITAS TUMASIK Menelusuri Islam di Negeri Singa Penulis: Ngazizaturrohmah, dkk.

Rp 61.500

New!

Penulis:
Ngazizaturrohmah
Edis Maulina Putri
Ahmad Dhani Mustahal

Tumasik tumbuh dari sebuah pelabuhan kecil yang sibuk disinggahi angin dagang ke pusat maritim penting di persimpangan jalur India, Cina, dan Timur Tengah. Di pesisir yang menjadi pintu masuk Selat Malaka itu, para pedagang berbagai bangsa silih berganti menambatkan perahu, membawa rempah, cerita, dan gagasan. Kekuatannya sebagai titik persinggahan menjalin hubungan erat dengan kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit, yang kemudian dilanjutkan oleh kesultanan Malaka, menjadikan Tumasik arena penting dalam peta politik dan ekonomi kawasan.
Jejak awalnya dipenuhi kisah dan legenda, termasuk cerita Sang Nila Utama yang melihat seekor binatang perkasa sebelum menamai daerah itu. Di balik legenda, perebutan kekuasaan dan dinamika politik terus membentuk wajah Tumasik, mendorongnya bergerak dari sebuah pesisir sederhana menuju wilayah strategis yang diperebutkan banyak pihak.
Di sepanjang pesisir Selat Malaka, sejarah Islam tumbuh dengan irama yang khas. Para pedagang Muslim membawa lebih dari sekadar komoditas; mereka membawa nilai, tradisi, dan jaringan yang menjembatani komunitas-komunitas pesisir. Seiring waktu, komunitas Muslim mulai terbentuk, bertahan melewati masa kolonial, lalu berkembang melalui pendidikan, institusi sosial, dan dinamika keagamaan yang terus hidup hingga masa modern.
Kisah Tumasik dan kawasan sekitarnya menggambarkan bagaimana jalur laut, interaksi budaya, dan arus kekuasaan berpadu membangun identitas pesisir. Dari legenda hingga sejarah maritim, dari perdagangan hingga pembentukan komunitas, perjalanan ini menjadi salah satu kunci dalam memahami dinamika Asia Tenggara.

Ukuran: 15,5 cm x 23 cm
Tebal: 116 halaman
ISBN: dalam proses

Kategori:

Deskripsi

Penulis:
Ngazizaturrohmah
Edis Maulina Putri
Ahmad Dhani Mustahal

Tumasik tumbuh dari sebuah pelabuhan kecil yang sibuk disinggahi angin dagang ke pusat maritim penting di persimpangan jalur India, Cina, dan Timur Tengah. Di pesisir yang menjadi pintu masuk Selat Malaka itu, para pedagang berbagai bangsa silih berganti menambatkan perahu, membawa rempah, cerita, dan gagasan. Kekuatannya sebagai titik persinggahan menjalin hubungan erat dengan kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit, yang kemudian dilanjutkan oleh kesultanan Malaka, menjadikan Tumasik arena penting dalam peta politik dan ekonomi kawasan.
Jejak awalnya dipenuhi kisah dan legenda, termasuk cerita Sang Nila Utama yang melihat seekor binatang perkasa sebelum menamai daerah itu. Di balik legenda, perebutan kekuasaan dan dinamika politik terus membentuk wajah Tumasik, mendorongnya bergerak dari sebuah pesisir sederhana menuju wilayah strategis yang diperebutkan banyak pihak.
Di sepanjang pesisir Selat Malaka, sejarah Islam tumbuh dengan irama yang khas. Para pedagang Muslim membawa lebih dari sekadar komoditas; mereka membawa nilai, tradisi, dan jaringan yang menjembatani komunitas-komunitas pesisir. Seiring waktu, komunitas Muslim mulai terbentuk, bertahan melewati masa kolonial, lalu berkembang melalui pendidikan, institusi sosial, dan dinamika keagamaan yang terus hidup hingga masa modern.
Kisah Tumasik dan kawasan sekitarnya menggambarkan bagaimana jalur laut, interaksi budaya, dan arus kekuasaan berpadu membangun identitas pesisir. Dari legenda hingga sejarah maritim, dari perdagangan hingga pembentukan komunitas, perjalanan ini menjadi salah satu kunci dalam memahami dinamika Asia Tenggara.

Ukuran: 15,5 cm x 23 cm
Tebal: 116 halaman
ISBN: dalam proses

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “ISLAM DAN IDENTITAS TUMASIK Menelusuri Islam di Negeri Singa Penulis: Ngazizaturrohmah, dkk.”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Shopping cart

close