Deskripsi

Selama 40 tahun terakhir, peran apoteker telah berubah dari peran peracik dan farmasi dispenser ke salah satu “manajer terapi obat”. Hal ini memerlukan tanggung jawab untuk memastikan hal tersebut dimanapun obat disediakan dan digunakan, produk yang berkualitas dipilih, diperoleh, disimpan, didistribusikan, dibagikan dan dikelola sehingga memberikan kontribusi terhadap kesehatan pasien, dan bukan membahayakan mereka.
Ruang lingkup praktik kefarmasian kini mencakup pelayanan yang berpusat pada pasien dengan seluruh fungsi kognitif konseling, penyediaan informasi obat dan pemantauan terapi obat, serta aspek teknis pelayanan kefarmasian, termasuk manajemen persediaan obat. Dengan adanya peran tambahan dalam mengelola terapi obat, apoteker kini dapat memberikan kontribusi penting terhadap perawatan pasien.
Untuk memenuhi kewajiban ini, apoteker harus mampu mengambil berbagai asumsi fungsi. Konsep “seven-star pharmacist”, diperkenalkan oleh WHO dan diadopsi oleh FIP pada tahun 2000 dalam pernyataan kebijakannya tentang Praktik Pendidikan Farmasi yang baik, memandang apoteker sebagai pengasuh, komunikator, pengambil keputusan, guru, pembelajar seumur hidup, pemimpin dan manajer serta peneliti.
Oleh karena itu sangat relevan jika buku ini memperluas parameternya dengan memasukkan isu-isu praktis yang berkaitan dengan pengembangan rencana pelayanan kefarmasian, pemilihan terapi obat, dan pemantauan terapi obat. Sekali lagi, karena buku ini sangat menekankan aspek praktis, buku ini juga harus digunakan oleh apoteker untuk melanjutkan pengembangan profesional di bidang farmasi klinis, termasuk mereka yang melayani masyarakat dalam semua aspek pelayanan kefarmasian.Buku yang berupa kumpulan kasus sangat layak dipegang oleh para calon dan malah apoteker sendiri dalam menjalankan tugasnya yang semakin jelas untuk mencapai kesembuhan pasien. Sebanyak 80 kasus ini dirasa cukup untuk menjadi para calon apoteker percaya diri dalam mengemban tugasnya dsebagai tenaga kesehatan.

Ukuran 15,5 x 23 cm
Tebal 231 halaman