Deskripsi
“Manusia”, apa makna dari kata itu hari ini? Apakah ia sekadar spesies yang unggul, penguasa teknologi, atau kumpulan daging dan darah yang berjalan dengan kepala kosong? Di tengah zaman yang membius kita dengan algoritma, gelar akademik, dan ilusi kesuksesan, buku ini hadir sebagai seruan untuk kembali pada esensi terdalam dari keberadaan kita.
Menjaga yang Tersisa bukanlah sekadar catatan perjuangan akademik dari pinggiran, melainkan sebuah gugatan filosofis terhadap dunia yang dibangun di atas ketidakadilan sistemik, pendidikan yang elitis, dan struktur sosial yang mengorbankan empati demi efisiensi. Melalui narasi reflektif yang jujur namun tajam, buku ini menggabungkan berbagai disiplin ilmu filsafat, antropologi, sosiologi, politik, hukum, dan pengalaman hidup—untuk mengajukan satu tesis utama: bahwa ketidakadilan bukanlah kesalahan teknis, melainkan sebuah desain.
Buku ini mengajak pembaca merenungi apa yang masih layak diperjuangkan ketika dunia telah nyaris kehilangan wajah kemanusiaannya. Masihkah gelar, jabatan, dan kehormatan memiliki arti jika cinta, keadilan, dan harapan tak lagi kita miliki? Buku ini tidak menawarkan jawaban, melainkan mengajak kita untuk menjaga satu hal yang tersisa: menjadi manusia.
Ulasan
Belum ada ulasan.