Deskripsi
Proses pembelajaran berbasis penulisan kreatif (creative writing) memberi peluang untuk menuangkan gagasannya dengan inovatif. Hal ini menjadi modal dasar bagi kurikulum Merdeka Belajar yang digagas pemerintah. Tentunya, paradigma Merdeka Belajar ini menuntut konsistensi dan komitmen dari semua civitas akademika dari banyak lembaga pendidikan tinggi.
Merdeka Belajar mendorong intelektual, termasuk mahasiswa, untuk berpikir kreatif dan menajamkan kepekaan terhadap fenomena; sosial, budaya, agama sampai dengan politik. Tajamnya kepekaan ini menjadi instrumen vital dalam belajar. Sehingga, berpengaruh terhadap argumentasi yang dibangun.
Salah satu upaya konkritnya adalah menciptakan model pembelajaran dengan gaya penulisan esai. Esai ialah tulisan yang subjektif. Bahkan, esai disebut oleh Gus Dur sebagai gaya yang “bukan-bukan” (bukan sastra, juga bukan ilmiah). Akan tetapi, esai menghormati kedua jenis tulisan tersebut. Esai memberi ruang bagi penulisnya untuk mengeksplorasi fenomena dengan gaya “bebas”, namun, tetap mengedepankan data dan rasionalitas.
Oleh karena itu, kumpulan esai Rekam Jejak ini mustinya merekam jejak-jejak intelektual penulisnya dari berbagai sudut pandang. Isu budaya disandingkan dengan isu politik. Isu agama bergandengan dengan dinamika politik. Ini menarik. Karena isu-isu tersebut merentang sebuah perjalanan waktu; lampau yang tradisional dan modern yang (katanya) lebih beradab (?). Artinya, bukan lagi soal apa tema yang ditulis, melainkan bagaimana cara menuliskannya.
Ukuran 14 x 21 cm
Ketebalan 222 hal
Ulasan
Belum ada ulasan.